Sebagaimana
pada artikel sebelumnya kita pelajari mengenal tanda isim karena setelah huruf
nida’ ( kata panggil ). selanjutnya mari kita kenali bahwa ada munada mufrod (
kata tunggal / satu kata ), adapula munada mudlof ( kata gabungan ) serta
adapula syibhu mudlof ( serupa mudlof ).
Setiap kata yang berada setelah huruf nida’ يَا، يَااَيُّهَا، يَااَيَّتُهَا، اَيُّهَا، اَيَّتُهَا adalah isim, akan tetapi dari masing – masing munada ada I’rob tersendiri, punya hukum bacaan sendiri.
Munada
mufrod ( satu kata ) hukumnya rofa’ tanpa Al dan tanpa tanwin seperti lafadz
يَاعَزِيْزُ tidak dibaca يَا عَزِيْزَ atau يَاعَزِيْزِ karena hukumnya rofa’,
tanpa Al dan tanpa tanwin maka tidak dibaca
يَاالْعَزٍيْزُ / يَا عَزِيْزٌ .
Dasarnya
وَابْنِ
الْمُعَرَّفَ الْمُنَادَى الْمُفْرَدَا # عَلَى الَّذِيْ فِيْ رَفْعِهِ قَدْ عُهِدَا
وَالْمُـفْرَدَالْمَنْـكُوْرَ
وَالْمُضَـــافَ # وَشِـبْهُهُ انْصِبْ عَـادِمًا خِــــلاَفَــــا
Mabni rofa’ munada ma’rifat mufrod # Mudlof syibih nashob dan nakiroh mufrod
*Khusus lafadz اَللَّه
yang ada Al-nya. contoh يَا اَللَّهُ
Beda halnya
dengan munada mudlof ( terdiri daru kata gabungan ), begitu pula dengan
I’robnya syibhi mudlof ( serupa mudlof ) hukumnya nashob.
Contoh
اَبُوْ بَكْرٍ
Gabungan kata اَبُوْ dan بَكْرٍ dijadikan satu menjadi اَبُوْ بَكْرٍ ketika menjadi munada
maka hukumnya nashob seperti يَا اَبَا بَكْرٍ . untuk tanda nashob
berbeda – beda, tanda aslinya nashob fathah. nah tanda – tanda I’rob ini insya-
Allah nanti disesuaikan dengan materi. pembahasan ini masih fokus pada isim.
Contoh lain
رَسُوْلُ اللَّهِ setelah kemasukan huruf nida’ atau berada sete huruf
nida’ maka hukumnya nashob, menjadi يَا رَسُوْلَ اللَّهِ seperti terdapat dalam
bacaan اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ .
Contoh
uraian
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ
اَلصَّلاَةُ adalah isim,
tandanya Al. Dasarnya
بِالْجَرِّ وَالتَّنْوِيْنِ
وَالنِّدَا وَاَلْ # وَمُسْنَدٍ لْلْإِسْمِ تَمْيِيْزٌ حَصَلْ
Tanda isim dengan jar tanwin Al
nida’ # Dan musnad ilaih contoh fa’il mubtada’
اَلصَّلاَةُ tanpa tanwin
karena ada Al. Dasarnya
وَيُخْذَفُ التَّنْوِيْنُ فيِ الْإِسْمِ إِذَا # دَخَلَ فِيْهِ اَلْ وَبِالْعَكْسِ كَذَا
Isim jika ada Al tanwin dibuang #
Bila tidak ada Al tanwin dipasang
وَ Pembahasannya
di jilid tiga
السَّلاَمُ adalah isim,
tandanya Al. Dasarnya
بِالْجَرِّ وَالتَّنْوِيْنِ
وَالنِّدَا وَاَلْ # وَمُسْنَدٍ لْلْإِسْمِ تَمْيِيْزٌ حَصَلْ
Tanda isim dengan jar tanwin Al
nida’ # Dan musnad ilaih contoh fa’il mubtada’
السَّلاَمُ tanpa tanwin
karena ada Al. Dasarnya
وَيُخْذَفُ التَّنْوِيْنُ فيِ الْإِسْمِ إِذَا # دَخَلَ فِيْهِ اَلْ وَبِالْعَكْسِ كَذَا
Isim jika ada Al tanwin dibuang #
Bila tidak ada Al tanwin dipasang
عَلَى Adalah huruf jar, Dasarnya
هَاكَ حُرُوْفَ
الْجَرِّ وَهْيَ مِنْ إِلَى # حَتَّى خَلاَ حَاشَا عَدَ فِيْ عَنْ عَلِى
مُذْ مُنْذُ رُبَّ اللاَّمُ كَيْ وَاوٌ وَ تَــا #
وَالْكـَافُ وَ الْبَـا وَلَعَــــــــلَّ وَ مَتَى
Huruf jar itu berupa min dan ilaa
# Hatta khalaa hasyaa ‘adaa fii ‘an ‘alaa
Semua huruf termasuk huruf jar
hukumnya mabni, Dasarnya
وَكُلُّ
حَــرْفٍ مُسْتَحِقٌّ لِلْبِنَــا # وَالْأَصْــلُ فِي الْمَبْنِيِّ أَنْ
يُسَـــــــكَّنَ
Dan semua huruf hukumnya mabni #
Sukun jadi tanda aslinya mabni
عَلَى mabni sukun
عَلَى apabila bertemu dlomir
muttashil maka menjadi عَلَيْـ
كَ seperti dalam susunan di atas disebut dlomir muttashil mahal jar,
yaitu menempati tempat yang hkumnya jar ( berada setelah huruf jer ).
كَ tanda jarnya tetap ( tidak dengan kasroh ) karena dlomir
hukumnya mabni.
Dasarnya
وَكُلُّ
مُضْمَرٍ لَهُ الْبِنَا يَجِبْ # وَلَفْظُ مَا جُرَّ كَلَفْظِ مَا نُصِبْ
Semua dlomir
juga mabni hukumnya # Lafadz jarnya seperti lafadz nashabnya
كَ mabni fathah
يَا adalah huruf
nida, semua huruf termasuk huruf nida hukumnya mabni. dasarnya
وَكُلُّ
حَــرْفٍ مُسْتَحِقٌّ لِلْبِنَــا # وَالْأَصْــلُ فِي الْمَبْنِيِّ أَنْ
يُسَـــــــكَّنَ
Dan semua huruf hukumnya mabni #
Sukun jadi tanda aslinya mabni
يَا mabni sukun
رَسُوْلَ adalah isim
karena berada setelah huruf nida’. dasarnya
بِالْجَرِّ
وَالتَّنْوِيْنِ وَالنِّدَا وَاَلْ # وَمُسْنَدٍ لْلْإِسْمِ تَمْيِيْزٌ حَصَلْ
Tanda isim dengan jar tanwin Al
nida’ # Dan musnad ilaih contoh fa’il mubtada’
رَسُوْلَ tanpa Al dan
tanpa tanwin karena menjadi mudlof. dasarnya
نُوْنًا تَلِي الْإِعْرَابَ اَوْ
تَنْوِيْنَا # مِمَّا تُضِيْفُ اخْذِفْ كَطُوْرِسِيْنَا
وَالثَّانِيَ اجْرُرْ وَانْوِ مِنْ اَوْ فِيْ
إِذَا #
لَمْ يَصْلُحْ إِلاَّ ذَاكَ وَاللَّامَ خُذَا
Nun tanwin yang jadi mudlaf dibuang
# mudlaf ilaih jar dan al mudlaf dibuang
Idlafah harus menyimpan maknanya Fi
# Atau maknya Min dan maknaya Li
رَسُوْلَ dibaca
nashob karena munada mudlof. dasarnya
وَابْنِ
الْمُعَرَّفَ الْمُنَادَى الْمُفْرَدَا # عَلَى الَّذِيْ فِيْ رَفْعِهِ قَدْ عُهِدَا
وَالْمُـفْرَدَالْمَنْـكُوْرَ
وَالْمُضَـــافَ # وَشِـبْهُهُ انْصِبْ عَـادِمًا خِــــلاَفَــــا
Mabni rofa’ munada ma’rifat mufrod # Mudlof syibih nashob dan nakiroh mufrod
اللَّهِ dalam susunan di atas menjadi mudlof ilaih dari pada lafadz رَسُوْلَ , mudlof ilaih hukumnya
jer. dasarnya
نُوْنًا تَلِي الْإِعْرَابَ اَوْ تَنْوِيْنَا #
مِمَّا تُضِيْفُ اخْذِفْ كَطُوْرِسِيْنَا
وَالثَّانِيَ اجْرُرْ وَانْوِ مِنْ اَوْ فِيْ
إِذَا #
لَمْ يَصْلُحْ إِلاَّ ذَاكَ وَاللَّامَ خُذَا
Nun tanwin yang jadi mudlaf dibuang
# mudlaf ilaih jar dan al mudlaf dibuang
Idlafah harus menyimpan maknanya Fi
# Atau maknya Min dan maknaya Li
اللَّهِ tanpa tanwin karena Al. dasarnya
وَيُخْذَفُ التَّنْوِيْنُ فيِ الْإِسْمِ إِذَا # دَخَلَ فِيْهِ اَلْ وَبِالْعَكْسِ كَذَا
Isim jika ada Al tanwin dibuang # Bila tidak ada Al tanwin
dipasang
Semuga artikel ini bisa membantu menambah pengetahuan
di dalam belajar metode amtsilati. semuga pula bermanfaat dan barokah. Aaamiin
Kritik,
saran, tanggapan anda bisa anda tulis di kolom komentar atau via wa:
0852 5971
7000
Penulis: Moh Mahfudz Rozy
Support dakwah dengan infaq: BSI Rek 1177974474 an. MOH MAHFUDZ ROZY