بسم الله الرحمن
الرحيم
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين
على أمور الدنيا والدين، وصلى الله وسلم على سيدنا محمد خاتم النبيين و اله وصحبه
اجمعين، ولا حول ولاقوة إلا بالله العليّ العظيم.
إِلَى
حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَاَلِهِ وَاَصْحَابِهِ واَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ وَاَهْلَ بَيْتِهِ
وَالْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَـدَاءِ
وَالصَّالِحِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ وَالْمُصَنِّفِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلاَئِكَةِ
الْمُقَرَبِيْنَ وَخُصُوْصًا إِلَى حَضَرَةِ مُؤَلِّفِ هَذَالْكِتَابِ وَاَهْلِ
بَيْتِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ وَمَنْ يُعَاوِنُ عَلَى نَشْرِ هَذَالْكِتَابِ لَهُمُ
الْفَاتِحَةُ
ISIM MAUSHUL DAN KEMABNIANNYA
Pada
artikel ini saya akan membahas bab IV jilid satu materi amtsilati. bab IV ini
adalah akhir pembahasan jilid satu, sebagaimana yang saya tulis sebelumnya
dengan secara urut. mulai bab I pegenalan huruf – huruf baik pengaruh pada kata
setelahnya dan kemabniannya, bab II dlomir da kemabniannya, bab III isim
isyaroh da kemabniannya.
Materi
bab IV jilid satu amtsilati adalah isim maushul dan keabniannya. isim maushul
adalah penghubung, kalimat setelah maushul adalah shilah. shilah ada dua macam:
-
jumlah
- Syibhu ( serupa jumlah ).
Jumlah
ismiyyah apabila setelah maushul berupa isim
Jumlah
fi’liyyah apabila setelah maushul berupa fi’il
Syibhu
jumlah apabila setelah maushul berupa dlorof atau jar majrur.
Ini sebagai pengenalan macam – macam jumlah, masih belum menentukan isim, fi’ilnya. begitu pula dlorofnya. sebab pembahasannya isim masih di jilid dua, fi’il dibahas di jilid empat. jadi yang perlu di ketahui setelah maushul ada shilah dan macam – macamnya seperti di atas.
Isim
maushul sama dengan dlomir, isyarah dalam hal ada yang untuk mudzakkar, ada
yang untuk muannats. begitu pula untuk mufrod, tatsniyah, jamak. lebih jelasnya
lihat ringkasan di halaman terkahir jilid satu.
Isim
maushul untuk mudzakkar اَلَّذِيْ sedangkan untu
muannats اَلَّتِيْ dasarnya
مَوْصُوْلُ
الْأَسْمَاءِ الَّذِيْ الْأُنْثَى الَّتِيْ
# وَالْيَا إِذَا مَا ثُنِّيَ لاَ
تُثْبِتِ
Isim maushul untuk mudzakkar اَلَّذِيْ # untuk muannats
memakai اَلَّتِيْ
Ya’nya kedua
maushul ini dibuang # Dalam tatsniyah semua tak dipasang
Al yang
terdapat dalam isim maushul adalah Al zaidah lazimah ( Al yang wajid nempel )
Dasarnya
وَقَدْ تُزَادُ
لاَزِمًا كَالَّذِيْ # وَالْاٰنَ وَالَّذِيْنَ ثُمَّ اللَّاتِيْ
Tambahan AL
dengan lazim di اَلَّتِيْ # اَلْاَنَ dan maushul
seperti اَللَّاتِيْ
Contoh
uraian
اَلَّذِيْ جَعَلَ
لَكُمُ الْأَرْضَ
اَلَّذِيْ adalah isim maushul, isim maushul
hukumnya mabni. dasarnya
وَكَنِيَابَةٍ عَنِ
الْفِعلِ بِلاَ # تَأَثُّرٍ وَكَافْتِقَارٍ أُصِّلاَ
Dan serupa
di dalam butuh sambungan # Contoh maushul mu’rob tanpa kesamaan
اَلَّذِيْ Al-nya adalah Al zaidah lazimah.
dasarnya
وَقَدْ تُزَادُ
لاَزِمًا كَالَّتِيْ # وَالْاٰنَ وَالَّذِيْنَ
ثُمَّ اللَّاتِيْ
Tambahan AL dengan lazim di اَلَّتِيْ # اَلْاَنَ dan maushul seperti اَللَّاتِيْ
جَعَلَ adalah shilah, terletak setelah
maushul. dasarnya
وَكُلُّهَا
يَلْزَمُ بَعْدَهُ صِلَةْ # عَلَى ضَمِيْرٍ لاَئِقٍ مُشْتَمِلَةْ
Setelah
maushul harusnya ada shilah # Mengandung dlomir dan shilah bentuk jumlah
Shilah
bentuk jumlah. dasarnya
وَجُمْلَةٌ اَوْ
شِبْهُهَا الَّذِيْ وُصِلْ # بِهِ كَمِنْ عِنْدِ الَّذِى ابْنُهُ كُفِلْ
Jumlah dan
yang menyamai dengan jumlah # Bentuk jar majrur dan dlorof jadi shilah
Karena
materi isim atau fi’il pembahsannya belum ( terdapat pada jilid berikutnya ),
maka pada artikel tidak menentukan bentuk jumlah, cukup fahami dahulu macam –
macam shilah.
seperti
contoh di atas lafadz جَعَلَ tidak saya urai, karena
pembahasan fi’il masih di jilid empat.
لَكُمْ
لَ asalnya لِ
dibaca fatahah karena bergandeng dengan dlomiri muttashi yaitu كُمْ
Dasarnya
وَلاَمَ جَرٍّ فَافْتَحَنْ إِنْ يَتَّصِلْ #
بِهَا ضَمِيْرٌ غَيْرُ يَاءٍ مُتَّصِلْ
Lam jar jika bertemu dlomir
muttashil # Selain ya’ dibaca fathah tak musykil
لِ adalah huruf jar, dasarnya
هَاكَ حُرُوْفَ
الْجَرِّ وَهْيَ مِنْ إِلَى # حَتَّى خَلاَ حَاشَا عَدَ فِيْ عَنْ عَلِى
مُذْ مُنْذُ رُبَّ
اللاَّمُ كَيْ وَاوٌ وَ تَــا # وَالْكـَافُ وَ الْبَـا وَلَعَــــــــلَّ وَ
مَتَى
Huruf jar
itu berupa min dan ilaa # Hatta khalaa hasyaa ‘adaa fii ‘an ‘alaa
Mudz mundzu
Lam dan Kay wawu dan Ta # Huruf Kaf dan Ba dan La’alla dan Mata
Semua huruf termasuk huruf jar
hukumnya mabni, Dasarnya
وَكُلُّ حَــرْفٍ
مُسْتَحِقٌّ لِلْبِنَــا # وَالْأَصْــلُ فِي الْمَبْنِيِّ أَنْ يُسَـــــــكَّنَ
Dan semua
huruf hukumnya mabni # Sukun jadi tanda aslinya mabni
لِ mabni sukun
كُمْ lafadz setelah huruf jar,
hukumnya jar atau majrur ( dijarkan oleh لِ ) tanda jarnya tetap ( tidak dengan kasroh ) di sebut
dlomir muttashil mahal jar.
كُمْ adalah dlomir,
dlomir hukumnya mabni, dasarnya
وَكُلُّ مُضْمَرٍ
لَهُ الْبِنَا يَجِبْ # وَلَفْظُ مَا جُرَّ كَلَفْظِ مَا نُصِبْ
Semua dlomir
juga mabni hukumnya # Lafadz jarnya seperti lafadz nashabnya
Semuga
artikel ini bisa membantu menambah pengetahuan di dalam belajar metode
amtsilati. semuga pula bermanfaat dan barokah. Aaamiin
*Miliki
bukunya dan pelajari isinya.
Kritik,
saran, tanggapan anda bisa anda tulis di kolom komentar atau via wa:
0852 5971
7000
Penulis: Moh Mahfudz Rozy
Support dakwah dengan infaq: BSI Rek 1177974474 an. MOH
MAHFUDZ ROZY