بسم الله الرحمن
الرحيم
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين
على أمور الدنيا والدين، وصلى الله وسلم على سيدنا محمد خاتم النبيين و اله وصحبه
اجمعين، ولا حول ولاقوة إلا بالله العليّ العظيم.
Di
dalam pembelajaran amtsilati haruslah semua pengguna mengikuti dan faham dari
awal, tidak cukup hanya belajar dari jilid dua atau jilid tiga. sebab masing –
masing materi dan jilid ke jilid lain selalu berkaitan. semisal menentukan isim
haruslah hafal, faham huruf – huruf jar, karena diantara tandanya isim adalah
ber’irob jar.
Kunjungi video playlist:
Sedangkan
ber’irob jar ada 3 sebab, ada kalanya berada setelah huruf jar, ada pula karena
menjadi mudlaf ilaih. kedua materi menjadi pembahasan di jilid satu bab 1. maka
akan menjadi sulit bagi pemula apabila tidak mengikuti pembelajaran secara
berurutan masing jilid. beri’rob jar yang ketiga karena mengikuti lafadz
sebelumnya yang dibaca jar, materi ini ada pada jilid tiga bab akhir.
Begitu
pula di dalam penyampaian materinya, agar tidak mengulas materi – materi yang
belum saatnya, hal ini akan menambah beban kepada pengguna pemula dalam belajar
ilmu nahwu. jadi sebaiknya membaca judul pembahasannya, mengulang materi yang
sudah disampaikan ini lebih baik, pemula akan semakin faham dan hafal akan
materi dan dasarnya.
Jadi
materi yang telah disampaikan bisa diulang dengan pertanyaan - pertanyaan
sebagaimana uraian – uraian dalam artikel yang saya tulis sebelumnya. maka akan
menambah pemahaman dan semakin hafal insya-Allah. ini sudah saya laksanakan dan
terbukti lebih efektif. akan tetapi dalam mengurai materi sebelumnya hendaknya
disesuaikan dengan alokasi waktu yang digunakan. lihat beberapa video giat belajar
di youtube.com/c/MohMahfudzRozy pilih playlist yang anda inginkan.
Berikutnya
saya akan melanjutkan pengaruh huruf jar pada lafadz gabungan dua kata yang
bentuknya jamak mudzakkar salim atau mulhaqnya ( tidak berakal ).
Contoh عَلَى قُلُوْبِ الْكَافِرِيْنَ
عَلَى
adalah huruf
jar, Dasarnya:
هَاكَ حُرُوْفَ
الْجَرِّ وَهْيَ مِنْ إِلَى # حَتَّى خَلاَ حَاشَا عَدَ فِيْ عَنْ عَلِى
مُذْ مُنْذُ رُبَّ
اللاَّمُ كَيْ وَاوٌ وَ تَــا # وَالْكـَافُ وَ الْبَـا وَلَعَــــــــلَّ وَ
مَتَى
Huruf jar
itu berupa min dan ilaa # Hatta khalaa hasyaa ‘adaa fii ‘an ‘alaa
Mudz mundzu
Lam dan Kay wawu dan Ta # Huruf Kaf dan Ba dan La’alla dan Mata
Semua huruf termasuk huruf jar
hukumnya mabni, Dasarnya:
وَكُلُّ حَــرْفٍ
مُسْتَحِقٌّ لِلْبِنَــا # وَالْأَصْــلُ فِي الْمَبْنِيِّ أَنْ يُسَـــــــكَّنَ
Dan semua
huruf hukumnya mabni # Sukun jadi tanda aslinya mabni
عَلَى mabni sukun
قُلُوْبِ lafadz setelah huruf jar hukumnya
jar atau majrur dijarkan oleh عَلَى tanda jarnya kasroh, dasarnya
فَارْفَعْ بِضَمٍّ وَانْصِبَنْ فَتْحًا
وَجُرّ #
كَسْرًا كَذِكْرُاللهِ عَبْدَهُ يَسُرّ
وَاجْزِمْ بِتَسْكِيْنٍ وَغَيْرُ مَا
ذُكِرْ #
يَنُوْبُ نَحْوُ جَااَخُوا بَنِيْ نَمِر
Rofa’
dlommah nashab fathah jazem sukun # Jar kasroh dzikirlah Allah dengan tekun
قُلُوْبِ tanpa Al dan tanpa tanwun karena menjadi mudlaf, dasarnya:
نُوْنًا تَلِي الْإِعْرَابَ
اَوْ تَنْوِيْنَا # مِمَّا تُضِيْفُ اخْذِفْ كَطُوْرِسِيْنَا
وَالثَّانِيَ اجْرُرْ وَانْوِ
مِنْ اَوْ فِيْ إِذَا # لَمْ يَصْلُحْ إِلاَّ ذَاكَ وَاللَّامَ خُذَا
Nun tanwin yang jadi mudlaf dibuang
# mudlaf ilaih jar dan al mudlaf dibuang
Idlafah harus menyimpan maknanya Fi
# Atau maknya Min dan maknaya Li
اَلْكَافِرِيْنَ menjadi mudlaf ilaih, hukumnya jar.
Dasarnya:
نُوْنًا تَلِي الْإِعْرَابَ
اَوْ تَنْوِيْنَا # مِمَّا تُضِيْفُ اخْذِفْ كَطُوْرِسِيْنَا
وَالثَّانِيَ اجْرُرْ وَانْوِ
مِنْ اَوْ فِيْ إِذَا # لَمْ يَصْلُحْ إِلاَّ ذَاكَ وَاللَّامَ خُذَا
Nun tanwin yang jadi mudlaf dibuang
# mudlaf ilaih jar dan al mudlaf dibuang
Idlafah harus menyimpan maknanya Fi
# Atau maknya Min dan maknaya Li
اَلْكَافِرِيْنَ tanda jarnya ya’, karena jamak
mudzakkar salim. Dasarnya:
وَارْفَعْ بِوَاوٍ
وَبِيَااجْرُرْ وَانْصِبِ # سَالٍمَ جَمْعِ عَامِرٍ وَمُذْنِبِ
وَشِبْهِ ذَيْنِ
وَبِهِ عِشْرُوْنَ # وَبَابُهُ اُلْحِقَ وَالْأَهْلُوْنَ
أُولُوْا وَعَالَمُوْنَ
عِلِّيُّوْنَ # وَأَرَضُوْنَ شَدَّ وَالسِّنُوْنَ
Jamak
mudzakkar dan mulhaq nashab ya’ nun # Rofa’nya wawu nun dan jar dengan ya’ nun
Nun-nya ألْكَافِرِيْنَ nun jamak,
nun jamak dibaca fathah. Dasarnya:
وَنُوْنَ
مَجْمُوْعٍ وَمَا بِهِ الْتَحَقْ # فَافْتَحْ وَقَلَّ مَنْ بِكَسْرِهِ نَطَقْ
وَنُوْنُ
مَا ثُنِّيَّ وَالْمُلْحَقِ بِهْ # بِعَكْسِ ذَاكَ اسْتَعْمَلُوْهُ فَانْتَبِهْ
Nun jamak
dan mulhaqnya bacanya fathah # Nun tatsniyah dan mulhaqnya baca kasroh
Dapat
difahami kenapa عَلَى الْكَافِرِيْنَ tidak dibaca Ni nun-nya, sebab nun-nya adalah nun
jamak yang memang harus dibaca fathah, tanda jarnya adalah ya’ karena jamak
mudzakkar salim.
Biografi Penemu dan Penyusun Metode Amtsilati
Petunjuk mempelajari metode amtsilati
Cara pembelajaran metode amtsilati
Demikian
contoh uraian ini semuga bisa bermanfaat. jangan lupa alfatihah kepada penyusun
metode ini dan orang yang membantu menyebarkannya. semuga kita mendapat barokah
dari pengarang kitab alfiyyah ibnu malik, dari orang tua kita, dari semua guru
kita. Aaamiin
*Miliki
bukunya dan pelajari isinya.
Kritik,
saran, tanggapan anda bisa anda tulis di kolom komentar atau via wa:
0852 5971
7000
Penulis: Moh Mahfudz Rozy
Support dakwah dengan infaq: BSI Rek 1177974474 an. MOH
MAHFUDZ ROZY